Jakarta, 13 Mei 2012
Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa,
seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali.
Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard,
dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami
ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal
lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu
menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.
Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar
dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi,
lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan,
lain kali dia berkata bagian akhir harusnya “kres”..
naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas
yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung.
Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan…
wah gak usah nyanyi aja deh, apa aja salah terus, nyanyi
apa aja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi kalau nyanyi kadang malah bertengkar…
Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal
dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang
tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik.
Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.
Suatu ketika isterinya bertanya: “Pak, bagaimana laguku pa?”
dan dia berkata kepada isterinya: “Ma…saya ini selalu ingin
cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!” Lain kali
dia berkata,”Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin
saya sudah tuli kali ma…, karena bunyi dentuman, bunyi gergaji,
bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa l
ainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja….
Sebelum saya menikah denganmu ma…saya sering mimpi dan terngiang2
suara2 gergaji dll yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang
setelah menikah dan sering mendengar engkau menyani…lagumulah yang terngiang2…”
Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan
pujian yang diterimanya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi
dan bernyanyi…Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih,
berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset
volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.
Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal
bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang
tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.
Sedikit pujian memberikan penerimaan…sedikit pujian memberikan
rasa diterima…memberikan dorongan…semangat dan dorongan untuk
melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat
membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.
Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun
tidak banyak merubah…Karena itu marilah kita saling memberikan
sedikit pujian satu dengan yang lain.